KATA-KATA ALLAH (KALAMULLAH)

Wednesday 29 May 2013

7 Peringkat Nafsu

Allah berfirman yang maksudnya :
"Beruntunglah orang yang membersihkan hatinya dan rugilah orang yang mengotorinya" (QS Asy Syams 9 dan Asy Syams 10)

Islam menganggap nafsu itu sebagai musuh. Allah SWT telah menegaskan yang maksudnya :

"Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan" (QS Yusuf : 53)

Dalam ayat ini digunakan tiga bentuk ketegasan, yakni in - taukik, lam - taukik dan fill (Isim fill mubalaghah). Ini menunjukkan bentuk penekanan yang "sungguh-sungguh" membawa kepada kejahatan.

Nafsu adalah musuh dalam diri. Bahkan ia sebagian daripada diri manusia. Ia adalah jismul latif (jisim yang tidak dapat dilihat). Ia sebagian daripada badan tetapi ia perlu dibuang. Jika tidak dibuang ia musuh, hendak dibuang ia sebagian daripada diri. Oleh karena itu sangat sulit untuk melawan hawa nafsu. Nafsu adalah jalan atau high way bagi syaitan. Ini diterangkan oleh hadis Rasulullah SAW yang maksudnya :

"Sesungguhnya syaitan itu bergerak mengikuti aliran darah, maka persempitkan jalan syaitan melalui lapar dan dahaga"

Ini menunjukkan syaitan dapat dilawan dengan melawan hawa nafsu secara mengurangi makan atau berpuasa. Jika nafsu tidak terdidik, jalan syaitan adalah besar. Sedangkan syaitan itu juga adalah musuh. Firman Allah yang maksudnya :

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata" (Al Israa' 53)

Penegasan tentang syaitan sebagai musuh hanya sekali berbanding dengan tiga kali pada nafsu. Ini menunjukkan nafsu lebih jahat daripada syaitan. Syaitan dapat lorong (peluang) yang amat luas untuk merusak manusia jika nafsu tidak terdidik.

Menghalau (mengalahkan) syaitan tidak dapat ditiup atau dijampi-jampi. Tetapi didiklah hawa nafsu, niscaya syaitan akan sukar untuk mempengaruhi diri. Jika nafsu terdidik, jalan syaitan akan terputus. Yang bisa dijampi dengan ayat-ayat Quran ini ialah bila syaitan merusak jasad lahir manusia. Jika ini terjadi, syaitan bisa dilawan dengan ayat Kursi, surah An Naas atau lain-lain. Memang ada nas yang menyatakan demikian. Tetapi jika syaitan merusak hati, jampi-jampi itu tidak dapat digunakan lagi tetapi hendaknya didiklah hawa nafsu. Sedangkan bila hati rusak, rusaklah seluruh anggota badan. Oleh karena itu, pada syaitan tdak usah ambil pusing sangat tetapi didiklah nafsu, bermujahadahlah. Jika nafsu tidak terdidik maka mudahlah jalan syaitan mempengaruhi kita. Oleh karena itu perangilah nafsu nescaya secara otomatis akan terpengaruhlah syaitan.

Nafsu diperlukan untuk manusia. Dengan nafsu manusia bisa menjadi kecewa, celaka dan dapat masuk Neraka. Tetapi nafsu juga bisa menjadi alat untuk sampai kepada kebahagiaan di dunia sebelum sampai ke Akhirat.

Ketika Allah menciptakan akal, Allah bertanya kepada akal, "Siapakah kamu, siapakah Aku ?" Jawab akal, "Saya hamba, Engkau Tuhan". Kemudian Allah arahkan akal agar maju ke depan dan mundur ke belakang. Akal turut perintah Allah, ini menunjukkan akal begitu taat.

Kemudian Allah iringkan dengan mencipta nafsu, ketika Allah tanya nafsu "Hai nafsu, siapa engkau, siapa Aku ?" Jawab nafsu dengan sikap membantah, "Engkau-Engkau, aku-aku" Allah murka dengan nafsu. Allah berikan didikan supaya insaf pada nafsu. Allah masukkan ke Neraka selama 100 tahun, dipukul, dibakar hingga tinggal arang dan hangus. Bila diangkat Allah tanya lagi "Siapa engkau, siapa Aku ?" baru dia kenal Tuhan, "Engkau Tuhan, aku hamba"

Bila Allah ciptakan Nabi Adam as, Allah masukkan akal dan nafsu dalam tubuhnya. Ketika Adam datang ke bumi, zuriat manusia bertambah, maka nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan. Kemungkaran yang terjadi di atas muka bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.

Bila akal dan nafsu ada dalam tubuh manusia, maka terjadilah pertentangan di antara satu sama lain. Peperangan nafsu dan akal tidak pernah henti-henti, kadang-kadang menang nafsu, kadang-kadang menang akal. Buktinya bila berhadapan dengan kebaikan, nafsu ajak kepada kejahatan, akal ajak kepada kebaikan. Kalau kita ikut nafsu, kita kalah, ikut akal kita menang. Namun bagaimanapun nafsu perlu untuk manusia. Bila nafsu habis, manusia akan habis. Contohnya nafsu seks, kalau tidak ada, maka zuriat manusia tidak akan berkembang. Begitu juga dengan nafsu makan, tidak akan habis ia merupakan fitrah. Kalau nafsu makan tidak ada, orang itu akan mati. Tentang nafsu kelamin ini pernah datang seorang sahabat kepada Rasulullah dan memberitahu untuk membunuh nafsu kelaminnya agar ia dapat berjuang sungguh-sungguh, tetapi Rasulullah melarang, sebab Rasulullah juga berumah tangga dan suka dengan zuriat banyak yang banyak.

Pernah suatu saat ada seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah untuk berpuasa terus menerus, agar dapat lebih berbakti kepada Allah. Itupun Rasulullah larang karena Baginda juga berpuasa dan juga berbuka. Rasulullah juga bermasyarakat dan berjuang untuk menegakkan dunia dan Akhirat. Jadi Rasulullah memberi jalan tengah, bahwa nafsu ini adalah perlu untuk manusia. Cuma jangan tersalah langkah, ia akan ke Neraka. Rasulullah bersabda yang maksudnya "Ada dua lubang yang dapat menyebabkan seseorang masuk Neraka, yaitu lubang faraj dan lubang mulut, dua lubang ini juga dapat menyebabkan seseorang masuk Syurga".

Nafsu ini dapat kita jadikan kuda untuk ke Syurga. Ada sebagian orang bila dengar nafsu, terbayang perkara-perkara jahat saja. Nafsu itu adakalanya jahat, adakalanya baik. Nafsu akan jadi baik bila dilatih. Al Imam Al Ghazali mengibaratkan nafsu itu sebagai anjing, bila dilatih dia akan dapat jadi baik.

Ulamak-ulamak Islam telah membagikan nafsu kepada 7 peringkat :

Ammarah
Lauwamah
Mulhamah
Muthmainnah
Radhiah
Mardhiah
Kamilah
NAFSU AMARAH

Allah berfirman dalam Al Qur'an, maksudnya :

Tidak ada kebaikan dalam diriku, karena sesungguhnya nafsu itu senantiasa mengajak kepada kejahatan" [Yusuf : 53]

Dalam ayat tadi, ada kaitan dengan peristiwa Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha, isteri perdana menteri Mesir. Barang siapa yang memiliki nafsu ammarah, dia tidak dapat tahan lagi untuk menjaga kehormatan dirinya, walaupun dia orang terkenal, akan jatuh jadi hinalah orang yang menurutkan nafsu ammarah. Orang yang memiliki nafsu ammarah, tidak mampu lagi untuk menjaga diri supaya tidak terjerumus ke dalam maksiat. Mengapa kita lihat orang yang tidak disangka-sangka tiba-tiba minum arak, punya simpanan perempuan, korupsi dan sebagainya. Ini adalah nafsu ammarah yang ada dalam diri.

Nafsu inilah yang mendorong manusia kepada kejahatan. Jika bisa berbuat maksiat, baru terasa puas. Bahkan berlomba-lomba, siapa yang paling banyak buat maksiat. Orang yang berada di peringkat nafsu Ammarah tak peduli dengan Akhirat. Mudah kecewa tidak tahan bila diuji. Allah panjangkan umur mereka, agar puas dengan maksiat, bila mati dengan mudah Allah akan lemparkan ke dalam api Neraka. Orang yang mempunyai nafsu Ammarah adalah nafsu ahli Neraka. Ada juga yang mencoba berpura-pura baik, agar mudah dengan kejahatan dan mencari keuntungan diri.

1. AMARAH 

Amarah adalah martabat nafsu yang paling rendah dan kotor di sisi Allah. Segala yang lahir darinya adalah tindakan kejahatan yang penuh dengan perlakuan mazmumah (kejahatan/keburukan). Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu untuk memancarkan sinarnya kerana hijab-hijab dosa yang melekat tebal, lapisan lampu makrifat benar-benar terkunci. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan menyucikannya. Kerana itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh pelbagai penyakit.
  
2. NAFSU LAWWAMAH 

Nafsu lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Ianya lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Kerana ia tidak puas atas dirinya yang melakukan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya sendiri. Bila buat silap dia lebih cepat sedar dan terus kritik dirinya sendiri. Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila buat dosa, secara automatik terbitlah semacam bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang di katakan lawwamah. Bisikan hati seseorang akan melarang dirinya melakukan sesuatu yang keji timbul secara spontan bila terqosad sahaja dihatinya. Cepat rasa bersalah pada Allah Rasulullah atas keterlanjurannya. Ianya ibarat taufik dan hidayah Allah untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. 

3. MULHAMAH  

Nafsu ini lebih baik dari amarah dan lawwa-mah.Nafsu mulhamah ini ialah nafsu yang sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari sifat-sifat hati yang tercemar melalui latihan sufi/ tariqat/ amalan guru lainnya yang mempunyai sanad dari Rasulullah s.a.w.Kesucian hatinya telah menyebabkan segala lintasan kotor atau khuatir-khuatir syaitan telah dapat dibuang dan diganti dengan ilham dari malaikat atau Allah.  

4. NAFSU MUTMAINAH  

Inilah peringkat/ martabat nafsu yang pertama yang benar-benar direhai Allah seperti yang saudara kita nyatakan di atas. Yang layak masuk syurga Allah. Maknanya siapa sampai pada maqam ini bererti syurga tetap terjamin, InsyaAllah. 

5. NAFSU RADHIAH 

Maqam ini dinamakan radhiah kerana perasaan keredhaan pada segala ketentuan dan hukuman Allah. Pada maqam ini sudah tidak ada rasa takut dengan pada bala Allah dan tak tahu gembira dengan nikmatNya. Sama sahaja. Apa yang penting Allah redha padaNya. Itu kalau sakitpun dah tak perlu kepada ubat, sebab bagi dia sakit itulah nikmat kerana dia merasa makin dekat dengan tuhannya. Wang ringgit sudah sama dengan daun kayu. Emas sama dengan tanah. Dunia sudah dipandang kecil , malah sudah tidak dipandang lagi sebaliknya dunia yang datang kepadanya. 

6. NAFSU MARDIAH  

Pada peringkat ini segala yang keluar darinya semuanya telah diredhai Allah. Perilakunya, kata-katanya, diamnya semuanya dengan keredaan dan keizinan Allah belaka. Akan keluar keramat yang luar biasa. Mereka sudah menanam ingatan pada Allah diteras lubuk hati mereka menerusi cara "khafi-filkhafi", maknanya secara penyaksiaan 'basitiah' iaitu penyaksian sifat ma'ani Allah yang nyata dan dizahirkan oleh diriNya sendiri. Af'al diri mereka sudah dinafi dan diisbahkan secara langsung kepada af'al Allah semata-mata.Jiwa mereka betul-betul sebati, ingatan mereka terhadap Allah tidak sesaatpun berpisah darinya. Penyaksiaan terhadap hak sifat Allah jelas baginya sehingga hilang dirinya nya sendiri.

7. KAMALIAH 

Maqam ini adalah tertinggi. Maqam ini digelar sebagai "baqa billah", Kamil Mukamil", Al Insan kamil kerana ia dapat menghimpunkan antara zahir dan batin, yakni ruh dan hatinya kekal kepada Allah tetapi zahir tubuh kasarnya tetap dengan manusia. Hati mereka kekal dengan Allah tak kira masa dan tempat, tidur atau jaga sentiasa mereka bermusyahadah kepada Allah. Ini adalah maqam khawas al khawas. Semua gerak geri mereka sudah jadi ibadat. Hatta berak kencing mereka, tidur mereka dan sebagainya. 

Tuesday 21 May 2013

Sunat Haiat dan Sunat Ab'ad

Sunat Ab'Ad Dan Sunat Hai'At by umyraihan

Rukun Solat


Rukun solat adalah perkara yang sebahagian daripada solat dan bergantung kepadanya sah solat itu. Solat secara amnya mempunyai tiga belas rukun yang terdiri daripada beberapa bahagian. Kategori itu ialah rukun qalbifi'li dan qauli.
Kategori rukun
·      Rukun qalbi يبلق - iaitu berasal daripada perkataan بلق - qalb bermaksud hati) adalah rukun yang berasaskan kepada hati.
·      Rukun fi'li يلعف - iaitu berasal daripada perkataan لعف - fi'l bermaksud perlakuan) adalah rukun yang berasaskan kepada perbuatan anggota badan. Pergerakan anggota badan atau tindakan tubuh itu memerihalkan rukun tersebut.
·      Rukun qauli يلوق - iaitu berasal daripada perkataan لوق - qaul bermaksud kata-kata) adalah rukun yang berasaskan kepada sebutan dan bacaan.
Rukun-rukun

Niat
Niat dalam solat merupakan rukun qalbi tetapi turut termasuk dalam rukun fi'li (lihat Takbiratul ihram). Niat solat mempunyai tiga bahagian yang disyaratkan dalam solat fardhu tetapi hanya dua sahaja bagi solat sunat manakala untuk solat sunat mutlak (tiada sebab dan bila-bila masa), hanya satu daripadanya disyaratkan.

Bahagian niat mempunyai tiga bahagian iaitu:
1. Qasad ( دصق ) - Menyengajakan solat
2. Ta'ridh ( ضرعت ) - Menyengajakan fardhu
3. Ta'yiin ( نييعت ) - Menyengajakan waktu

Untuk melihat bahagian-bahagian yang diaplikasikan dalam niat solat, berikut adalah contoh:

Solat fardhu:

ىلعت هلل ءادأ رهظلا ضرف ىلصا
Sahaja aku solat fardhu Zuhur tunai kerana Allah Ta'ala
Solat sunat:

ىلعت هلل نيتعكر ىحضلا ةنس ىلصا
Sahaja aku solat sunat Dhuha dua rakaat kerana Allah Ta'ala
Solat sunat mutlak:

ىلعت هلل نيتعكر ةنس ىلصا
Sahaja aku solat sunat dua rakaat kerana Allah Ta'ala
Berdiri betul

Berdiri betul atay berdiri tegak adalah diwajibkan dalam solat bagi mereka yang berupaya untuk beridir tegak. Bagi yang tidak upaya, rukhsah atau kelonggaran diberikan untuk mereka sama ada untuk solat dalam keadaan duduk (hanya jika tidak mampu berdiri), mengiring pada rusuk kanan sambil mengadap kiblat (hanya jika tidak mampu berdiri dan duduk), atau jika tidak mampu berdiri, duduk mahupun mengiring, orang yang ingin mengerjakan solat itu dibenarkan baring menelentang dengan kaki dan perut dihalakan ke kiblat.

Syarat bagi rukun ini hendaklah ditegakkan tulang belakangnya dan tidak bleh bongkok ke depan atau ke belakang (jika mampu).

Takbiratul ihram

Takbiratul ihram ( مارحلإا ةريبكت ) ialah perbuatan yang menyempadani solat dengan perlakuan di luar solat. Takbiratul ihram menandakan bermulanya satu perjalanan solat itu sehingga rukun terakhir iaitu salam nanti. Disebabkan dinamakan rukun ini takbir ialah kerana sebutan takbir iaitu Allahu Akbar ربكأ هللا ) adalah wajib bagi mereka yang boleh menuturkannya. Bagi mereka yang tidak boleh menuturkannya ataupun tidak dapat mempelajarinya, dia diharuskan untuk menyebutnya dengan terjemahan dalam bahasa yang lain. Rukun ini diwajibkan untuk disertai dengan niatnya dan disunatkan untuk mengangkat kedua-dua tangan hingga ke paras bahu. Muqaranah ( هنراقم ) atau penyertaan niat takbiratul ihram mempunyai dua bahagian iaitu:

·      Muqaranah Urfiyyah هيفرع هنراقم ) - Menyertai niat kepada sebahagian daripada takbiratul ihram iaitu berniat ketika mula ataupun akhir bahagian takbiratul ihram
·      Muqaranah Haqiqah ةقيقح هنراقم ) - Menyertai niat kepada keseluruhan takbiratul ihram iaitu berniat dari mula sehingga akhir takbiratul ihram

Bagi kebanyakan orang awam, adalah lebih mudah mengerjakan muqaranah urfiyyahkerana muqaranah haqiqah mudah dihinggapi rasa syak atau was-was kerana penyertaan niat mengambil masa keseluruhan takbiratul ihram itu. Adalah disunatkan untuk membaca doa iftitah atau tawajjuh selepas takbiratul ihram.

Di namakan Takbiratul Ihram kerana dengan melakukannya, kita mengharamkan ke atas diri kita perlakuan yang akan membatalkan solat. Sebagai contoh, pada kebiasaannya bercakap sesame manusia adalah halal. Akan tetapi, bercakap dalam solat akan membatalkan solat. Maka,apabila kita membuat Takbiratul Ihram sebagai tanda memulakan solat, bercakap adalah satu halangan untuk kita selagi mana kita masih mengerjakan solat. Seperti dalam Haji, apabila kita memakai Ihram, kita diharamkan melakukan beberapa perkara yang pada kebiasaannya adalah halal bagi kita.

Membaca Surah al-Fatihah

Dalam solat, Surah Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang diwajibkan. Surah ini wajib dibaca pada setiap rakaat dan bacaannya hendaklah tertib mengikut susunan ayat yang betul dan hendaklah dijaga tajwidnya. Bacaan basmalah diwajibkan kerana ayat itu juga sebahagian daripada surah berbanding isti'azah yang tidak diwajibkan. Setiap ayat surah ini wajib dibaca secara berturutan dan tidak diselangi oleh apa-apa perbuatan ataupun ayat yang lain mahupun diam yang agak lama yang cukup untuk memutuskan bacaan al-Fatihah itu.

Bagi mereka yang tidak tahu atau tidak berupaya untuk membacanya dengan sempurna kerana baru memeluk agama Islam, maka hendaklah dia membaca tujub ayat Quran yang berturutan atau tujuh ayat yang tidak berturutan (atau berasingan) yang tidak kurang bilangan huruf dalam al-Fatihah. Jika masih tidak mampu membaca mana-mana ayat Quran, dia dikehendaki membaca zikir yang sama bilangan hurufnya dengan huruf Fatihah. Jika masih tidak mampu, hendaklah sekadar diam pada jarak masa bacaan Fatihah itu sendiri.

Bilangan ayat dalam surah al-Fatihah ialah tujuh ayat yang kesemuanya mempunyai dua puluh lima perkataan bersama bilangan huruf sebanyak 156 huruf. Maka, zikir yang diriwayatkan oleh baginda Nabi Muhammad s.a.w. digunakan bagi menggantikan bacaan untuk orang yang tidak berupaya atau tidak tahu membaca ayat Quran.

نكي مل ءاشي ملامو − ناك للها ءاشام − للهاب لاإ ةوق لاو لاوحلاو − ربكأ للهاو − للها لاإ هلإ لاو − لله دمحلاو − للها ناحبس

Subhanallah - Walhamdulillah - Wa la ilaha illallah - Wallahu akbar - Wa la haula wala quwata illa billah - Ma sya Allahu kana - Wa maa lam yashaa u lam yakun

Ayat tersebut hendaklah dibaca dua kali untuk menyamai bilangan huruf surah al-Fatihah.
Ruku’

Perbuatan ruku’ adalah membongkok ke hadapan dengan sekurang-kurangnya hingga tapak tangannya mencapai ke lutut. Ruku’ yang sempurna ialah menyamakan belakangnya dan tengkuknya pada satu garis lurus dan meluruskan kakinya (iaitu betis dan peha) dan memegang kedua lututnya dengan menjarangkan antara jari-jari tangan. Bagi mereka yang solat secara duduk, memadai Ruku’ itu dengan membongkok ke hadapan hingga dahinya selari dengan kepala lututnya. Untuk lebih sempurna bagi solat duduk, Ruku’nya adalah membongkok ke hadapan hingga dahinya selari dengan tempat sujud.

Ruku’ adalah salah satu rukun yang disertakan dengan tama'ninah. Tama'ninah dalam Ruku’ adalah dalam keadaan tetap semua anggota badannya hingga cukup masa untuk membezakan perlakuan membongkok dan bangun daripadanya.

I'tidal

I'tidal adalah kembali daripada keadaan Ruku’ kepada berdiri tegak iaitu keadaan asal ketika solat. Jika keadaan asalnya ialah duduk menegak, maka hendaklah orang itu kembali duduk menegak. Tama'ninah turut disertakan dalam perbuatan i'tidal. Maka, untuk melengkapkan i'tidal, hendaklah tama'ninah dengan menetapkan anggota badan pada keadaan sebelum Ruku’ dalam masa yang cukup untuk membezakan keadaan selepas bangun dari Ruku’ sebelum turun untuk sujud.

Sujud

Sujud adalah satu perbuatan yang amat menunjukkan kerendahan diri manusia terutama di dalam solat. Setiap rakaat (atau satu Ruku’) adalah diwajibkan dengan dua kali sujud.
Sujud adalah memadai dengan sekurang-kurangnya bersentuhan dahi dengan tempat solat. Lebih elok atau lengkap lagi, hendaklah ketujuh-tujuh anggota sujud kena atau bersentuhan dengan tempat solat iaitu dahi, dua tapak tangan (setiap muka tapak tangan dan jari-jarinya), dua lutut dan dua tapak kakinya (iaitu muka hujung jari-jari kakinya). Wajib menekan sedikit dahi di tempat sujud untuk lebih tetap keadannya. Keadaan yang sempurna untuk turun bersujud adalah dengan meletakkan kedua-dua lutut dahulu dan diikuti dengan tapak tangan lalu dahi ditetapkan di tempat sujud.

Adalah sunat untuk menghalakan kesemua jari ke arah kiblat Bagi lelaki, disunatkan juga meregangkan kedua lutut dan dua tapak kaki, menjarakkan perut daripada peha dan menjauhkan sedikit siku daripada rusuk. Bagi perempuan pula, sunat untuk merapatkan kedua-dua lutut dan kaki, merapatkan perut dengan peha dan siku ke rusuk.

Wajib tama'ninah pada sujud iaitu tetap seluruh anggota badan dalam keadaan sujud untuk satu jangka masa yang cukup untuk membezakan perbuatan turun dan naik daripada sujud. Sujud itu tidak sah jika sujud di atas tempat yang boleh bergerak jika orang itu bergerak seperti tilam.

Duduk antara dua sujud

Duduk antara dua sujud adalah perlakuan yang memisahkan antara dua kali sujud. Tidak sesuai untuk terus berdiri sebelum sujud semula, maka keadaan duduk adalah logik. Adalah sunat untuk duduk iftirasy (iaitu duduk di atas tapak kaki kiri serta menegakkan (atau berdirikan) tapak kaki kanan. Sunat juga meletakkan dua tangan berhampiran lutut serta menjarakkan setiap jari tetapi tidak mengapa untuk meletakkan jari di atas lutut. Perlakuan duduk antara dua sujud ini menjadi makruh jika terlalu lama kerana ia memisahkan perlakuan kedua-dua sujud. Walau bagaimanapun, tama'ninah turut disertakan bagi rukun ini.

Duduk tahiyat akhir

Duduk ketika membaca tahiyat akhir adalah jelas bahawa tahiyat akhir hendaklah dibaca ketika keadaan duduk, bukan berdiri. Disunatkan duduk secara tawaruk iaitu duduk dengan menghulurkan kaki kiri ke kanan dan merapatkan punggung ke lantai. Keadaan ini berterusan ketika membaca selawat dan salam.

Membaca tahiyat akhir

Rukun ini dinamakan tahiyyat (penghormatan) atau tasyahud (penyaksian) kerana bacaan yang dilafazkan terdiri daripada keduanya. Berikut adalah bacaan bersama bahagian tahiyat. Bacaan tersebut hendaklah disambung dengan bacaan selawat kepada Nabi Muhammad SAW

Selawat kepada nabi dalam tahiyat akhir
Salam

Ucapan atau lafaz salam adalah sebahagian daripada rukun solat. Sekurang-kurangnya, lafaz salam itu ialah assalamualaikum مكيلع مالسلا "- "sejahtera kepada kamu semua") tetapi untuk lebih sempurna, ucapannya ialah assalamualaikum warahmatullah ( - هللا ةمحرو مكبلع مالسلا "sejahtera kepada kamu semua dan semoga dirahmati Tuhan"). Adalah disunatkan untuk memberi salam sebanyak dua kali dan sunat juga untuk menoleh ke kanan dahulu bagi salam yang pertama dan ke kiri bagi salam yang kedua. Turut disunatkan juga kedua-dua salam itu tidak disekalikan iaitu ada pengasingan antara kedua-duanya.

Tertib

Tertib adalah rukun yang merangkumi keseluruhan rukun solat iaitu memastikan segala perlakuan rukun berada pada turutan yang betul satu demi satu dan yang dahulu didahului serta yang kemudian, dilakukan kemudian.